Ketika Khamr Diharamkan, Akal Dihidupkan: Catatan dari Kajian Rutin Tafsir Himaprodi IAT

Sabtu, 8 November 2025

Diakses: 123

Bagikan:

Probolinggo, Udara pagi di kampus Universitas Nurul Jadid, Kamis, 6 November 2025, berhembus lembut di antara gedung-gedung kuliah. Di Gedung C3.02, suara pelan pengeras menandai dimulainya sebuah forum ilmiah. Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Ilmu Alqur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menggelar kajian bertajuk “Khamr dan Hujjah Pengharamannya: Kritik Ilmiah atas Klaim yang Menyimpang”.

Di depan puluhan mahasiswa yang duduk berjejer rapi, Lora Sadid Fikri, alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, berdiri dengan gaya santai namun berwibawa. Tutur katanya lembut, tapi sarat makna. Ia memulai dengan pertanyaan sederhana, “Mengapa Al-Qur’an melarang khamr?” Dari pertanyaan itulah diskusi panjang mengalir—tentang akal, kesadaran, dan moralitas manusia.

“Khamr bukan sekadar soal hukum haram,” ujarnya. “Ia soal peradaban, tentang bagaimana manusia menjaga kejernihan pikirannya agar tak dikuasai oleh ilusi”. Kalimat itu menancap dalam ruang. Sejumlah mahasiswa mencatat cepat, sebagian lain mengangguk pelan.

Sekitar empat puluh peserta menghadiri kajian yang dimulai pukul delapan pagi itu. Tak ada tepuk tangan, hanya keheningan yang menandakan perhatian. Lora Sadid menjelaskan ayat-ayat pengharaman khamr secara bertahap, mulai dari Surah Al-Baqarah hingga Al-Ma’idah, sambil membandingkan tafsir klasik dengan pendekatan rasional modern. Pendekatannya jernih, menghubungkan teks suci dengan realitas sosial umat.

“Cara beliau menjelaskan membuat saya melihat khamr bukan hanya dari sisi larangan, tapi dari sisi kemanusiaan”, kata Khoirul Anas, mahasiswa semester tiga, usai acara. Sementara Siti Mas’udah, mahasiswa semester lima yang juga ketua panitia bagian putri, menilai kajian itu sebagai ruang penyegaran nalar. “Beliau membedah isu dengan ilmiah, tapi tetap ringan. Seolah mengajak kami berpikir tanpa merasa digurui,” katanya.

Kegiatan yang diinisiasi Himmaprodi IAT itu rutin digelar setiap bulan. Namun kali ini, topiknya terasa lebih menggugah. Di tengah derasnya arus informasi dan tafsir instan di media sosial, para mahasiswa IAT mencoba menegakkan nalar ilmiah dan tradisi tafsir yang mendalam.

Kajian berakhir menjelang siang. Di luar, matahari mulai menanjak. Para peserta beranjak meninggalkan ruangan dengan wajah tenang, seolah baru saja meneguk kesadaran baru dari ayat-ayat yang hidup.

Pewarta : Silviana Putri
Editor    : Haikal
Foto      : Maulana
Hak Cipta © FAI UNUJA 2025

Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291

+628883078899
fai@unuja.ac.id
2023 UNIVERSITAS NURUL JADID